Sabtu pagi itu, bersama tiga temanku yang kebetulan adalah anggota Asosiasi Leicawan Sedunia, aku berjalan kaki membawa eos-3 lawas kepunyaanku menuju suatu "pulau" kecil yang diapit oleh sungai Ciliwung, terletak di dekat Stasiun Bis Baranangsiang dan tak begitu jauh dari Pasar Bogor dan Kebun Raya Bogor. Nama kampungnya adalah Pulo Geulis. Luas teritorial pulau ini adalah satu RW yang terdiri dari empat RT. Beberapa jembatan (gantung dan beton) menghubungkan kampung ini dengan daratan bogor yang riuh rendah. Kami berjalan dan berjalan. Berkenalan dengan ketua RT dan berbincang dengan beberapa penduduk setempat. Beberapa warga sempat menemani beberapa langkah bahkan turun ke sungai Ciliwung. Sepanjang gang mengelilingi pulau ini (yang hanya bisa dilewati motor saja), kami hanya melihat satu hal: senyum dan ketentraman. Transaksi ekonomi ritel (baca: tukang dagang aneka-ragam penganan dan kelontong). Tak pusing oleh hingar-bingar pemilu. Tak peduli juga, tampaknya, dengan krisis global. Mungkin ini yang disebut-sebut sebagai daya tahan ekonomi masyarakat rural, yang menopang pemain ekonomi kelas tinggi di saat situasi runyam.
Sungguh, kami melihat ada banyak kebahagiaan, yang asli, di sana.
EOS 3 on 16-35, Neopan SS100, MicroMF, Acifix, 17.5c 12.5min.
Kamerad: Rizal I. Sjahid, Igor F. Firdauzi, Tigor Peetosutan
Saturday, March 21, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
anglenya inspiratif!
keren-keren!
^:)^
hail to the magical mystery band
karna pacar gua orang sini, terus doi sering cerita cerita tentang pulo geulis gitu jadinya gua penasaran apalagi gua pengen ngeliat sungai yg kaya kebelah nyaa gitu
Post a Comment